Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme, misalnya kita
makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar
atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang
semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba dalam koloni tersebut semakin
banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel
mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan merupakan suatu proses
kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan
struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter
lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan
jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Sofa, 2008).
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda,
yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner
dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi
umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan
penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Sofa, 2008).
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang
mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan
tersebutt, termasuk juga bakteri. Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri
pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan
memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatanb jumlah sel yang berbedadan
pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.
Sedangkan menururt Tarigan (1988) kebutuhan mikroorganisme untuk
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan
kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan
tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon,
nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Hastuti (2007) bahwa terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi.
Apabila dfaktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk
pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.
Bakteri merupakan organisme
kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di
alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita
masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu
tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan
tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya:
- Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC.
- Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC
- Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC (Anonim, 2008).
Mikroorganisme termasuk di dalamnya dari golongan bakteri,
kebanyakan hidup dalam ”range” atau kisaran suhu tertentu saja, mereka memiliki
suhu maksimum dan minimum. Apabila kondisi suhu lingkungsn keluar dari kisaran
tersebut maka bakteri tersebut pertumbuhannya akan terhambat, bahkan mati.
Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana
pada suihu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Dengan membuat grafik
pertumbuhan suatu mikroorganisme, maka dapat dilihat bahwa suhu optimum
biasanya dekat puncak range suhu. Di atas suhu ini kecepatan tumbuh
mikroorganisme akan berkurang. diperlukan suatu metode. Metode pengukuran
pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang
hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah
total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode
langsung dan metode tidak langsung.
Dalam menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan
penghitungan langsung sel secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu
metode: pelat sebar, pelat tuang dan most-probable number (MPN). Sedang untuk
menentukan jumlah total sel dapat menggunakan alat yang khusus yaitu bejana
Petrof-Hausser atau hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga dapat
dilakukan dengan metode turbidimetri yang menentukan: Volume sel mampat, berat
sel, besarnya sel atau koloni, dan satu atau lebih produk metabolit. Penentuan
kuantitatif metabolit ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl (Sofa, 2008).
daftar pustaka:
<!– /* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:”"; margin:0in;
margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt;
font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;}
@page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;}
div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;}
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;}
Hastuti, Utami Sri. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi. Malang: JICA
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.