.quickedit{ display:none; }
" Wilujeng Sumping di Saung Kefir Jatinangor, Wahana Berbagi Antar Sesama "

Sabtu, 10 September 2011

Mengenal Usus Buntu / Apendistis


DokterSehat.com

Apendisitis adalah merupakan peradangan pada usus buntu (apendiks) atau di kalangan masyarakan dikenal dengan penyakit usus buntu.Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun. Usus buntu sendiri mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting.

Penyebab
Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah. Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan :

  • masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal
  • terbentuknya abses
  • pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
  • masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.

Gejala
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah.

Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam.

Demam bisa mencapai 37,8-38,8 derajat Celsius.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa.Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.

Diagnosa
Pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel darah putih agak meningkat, sebagai respon terhadap infeksi. Biasanya, pada stadium awal apendisitis, pemeriksaan-pemeeriksaan seperti foto rontgen, CT scan, dan USG kurang bermanfaat.Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejalanya.

Pengobatan
Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis).Pada hampir 15% pembedahan usus buntu, usus buntunya ditemukan normal. Tetapi on line pharmacy penundaan pembedahan sampai ditemukan penyebab nyeri perutnya, dapat berakibat fatal.

Usus buntu yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gejalanya timbul. Bahkan meskipun apendisitis bukan penyebabnya, usus buntu tetap diangkat. Lalu dokter bedah akan memeriksa perut dan mencoba menentukan penyebab nyeri yang sebenarnya.

Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada apendisitis.
Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan biasanya cepat dan sempurna.

Usus buntu yang pecah, prognosisnya lebih serius. 50 tahun yang lalu, kasus yang ruptur sering berakhir fatal. Dengan pemberian antibiotik, angka kematian mendekati nol.sumber:  medicastore
http://doktersehat.com/

 

Awas Gejala Awal Usus Buntu Menyerupai Maag..!

Apabila gejala menyerupai gangguan maag Anda kumat, hati-hati bisa jadi Anda sedang terserang peradangan usus buntu yang akut. Pada penderita yang memiliki riwayat gangguan lambung sebelumnya, sering disangka karena kesalahan makan sebagai penyebab utama serangan ini.

Akan dirasakan tidak nyaman di uluhati, mual bahkan muntah, perut terasa kembung serta tidak dapat menentukan secara pasti di perut bagian mana nyeri itu berasal. Tanda-tanda ini merupakan perjalanan khas seseorang terkena apendecitis acut atau infeksi usus buntu yang akut. Awas dengan gejala yang mirip ini Anda terkecoh lalu mengabaikannya.

Beberapa jam setelah itu barulah dirasakan nyeri yang lebih menetap di perut bagian kanan bawah, lokasi dimana appendik atau usus buntu itu berada. Lebih sering disertai juga dengan gangguan buang air besar. Mengalami diare sesaat atau mungkin saja sembelit dan badan sedikit terasa meriang. Seiring dengan itu nyeri di perut kanan bawah akan semakin parah.

Sampai di situ, jika perjalanan khas keluhan dirasakan semuanya seperti di atas bisa dikatakan ketepatan diagnosa ke arah peradangan usus buntu sudah mendekati 50%. Ditambah lagi dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter serta pemeriksaan penunjang yang mendukung, maka kecurigaan penyakit ini semakin mendekati kebenaran. 
Pemeriksaan penunjang yang menyokong apabila didapatkan peningkatan jumlah leukosit atau sel darah putih sebagai petanda infeksi pada test darah dan bila perlu dilakukan pemeriksaan USG atau CT scan sebagai pelengkap lainnya.

Usus buntu atau appendik adalah salah satu nama organ bagian dari usus yang letaknya di bagian kanan bawah perut merupakan tonjolan usus yang ukurannya kurang lebih sepanjang dan sebesar jari telunjuk orang bersangkutan. Sesuai namanya, usus yang relatif kecil dan sempit ini pada ujungnya membuntu dan karena anatominya yang seperti itu maka organ ini begitu rentan terhadap kejadian infeksi.

Dengan pangkal saluran yang kecil ini relatif mudah terjadi sumbatan, baik oleh karena sisa makanan, faeces yang membantu, cacing atau lendir. Tekanan ini lalu menghambat pula aliran darah menuju ke organ tersebut sehingga sedikit saja ada bakteri yang terjangkit akan sulit ditoleransi tubuh. Dan terjadilah pembengkakan pada dinding, terbentuk pernanahan hingga mengakibatkan kebocoran atau perforasi.

Peradangan usus buntu hampir dapat mengenai semua kelompok umur sekalipun didapatkan kaum laki hampir satu setengah kali terjangkit dibanding wanita. Kasusnya di Amerika cukup tinggi hampir 17% dari populasi. Dan ternyata diagnostik pada golongan anak – anak serta bayi jauh lebih sulit dibanding dewasa. Apendecitis Acut merupakan penyakit infeksi di dalam rongga perut yang membutuhkan pembedahan hampir pada sebagian besar kasus.

Peradangan usus buntu yang akut dapat berkembang menjadi radang kronis dan kebanyakan jika tidak mendapat penanganan yang optimal bisa berakibat fatal, bisa menjadi abses (pernanahan), kebocoran pada dindingnya dan penyebaran infeksi ke bagian rongga perut yang lain hingga ke seluruh tubuh. Sehingga penyakit ini membutuhkan pembedahan emergensi untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Pembedahan merupakan therapi utama, baik secara operasi terbuka atau pun dengan cara pembedahan laparoscopy (minimal invasive). Pembedahan terbuka atau pemdahan konvensional masih secara luas diterapkan di Indonesia, memerlukan torehan di bagian bawah kanan perut yang panjangnya 4 sampai 6 cm.

Jika dengan pembedahan laparoscopy butuh torehan di 3 tempat dengan masing2 sepanjang kurang lebih 1 cm. Jadi kedua pembedahan ini relatif masih tidak terlalu mengganggu estetika. Berbeda kalau peradangan yang terjadi telah berakibat kebocoran serta infeksinya yang menyebar luas di dalam rongga perut.

Akan memerlukan akses operasi yang lebih luas sehingga torehan dikerjakan dengan lebih panjang di bagian tengah serta penderita memerlukan perawatan yang lebih lama dan lebih serius. Pasca operasi usus buntu yang tidak sampai menimbulkan komplikasi berupa kebocoran atau pernanahan, memerlukan perawatan di rumah sakit yang tidak lebih dari 3 hari.  http://spesialisbedah.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar